Ketan pencok, jajanan khas dari Bumiayu, Kabupaten Brebes, ini jadi favorit banyak orang setiap singgah di daerah ini. Makanan ini masih mempertahankan kosep tradisionalnya.

Padahal di era sekarang, banyak makanan dari ketan yang dikonsep modern. Seperti dipadukan dengan berbagai macam topping, di antaranya adalah oreo, cokelat, susu, buah, serta es krim.

ketan pencok menjadi ciri khas oleh-oleh yang bisa dibawa pulang saat melewati jalur tengah Jawa Tengah atau jalur Tegal-Purwokerto. Ketan pecok sendiri sudah dikenal sejak tahun 1960. Pelopor penjual ketan ini adalah Ibu Bariyah.

Ketan pada jajanan ini hampir sama dengan makanan olahan ketan lain. Hanya saja, butir ketannya halus dengan rasa pulen lembut. Rahasianya, setelah proses perebusan, ketan berwarna putih pucat yang masih panas dan tampak berminyak itu dipukul-pukul supaya padat. Selain itu, agar ketan terasa halus saat disantap.

Untuk memukul-mukul ketan menggunakan lempengan kayu yang disebut ‘nggeblek.’ Setelah digeblek, ketan akan berbentuk persegi panjang seperti karpet yang digelar. Anak dari Ibu Bariyah, Aminah, mengatakan dari awal pembuatan hingga sekarang, pihaknya selalu memakai ketan asli dengan kualitas terbaik.

Dari perebusan dan pencampuran dengan santan hingga menjadi padat hanya memerlukan waktu sekitar 3 jam. Proses yang lama justru saat membuat pencok atau serundengnya. Untuk membuat pencok, diawali dengan memarut kelapa dan kemudian disangrai hingga wangi.

Saat disangrai, diberi bumbu rahasia. Campuran kelapa parut itu kemudian ditumbuk dan dicampur dengan gula jawa hingga berubah menjadi warna cokelat. Pencok inilah yang membuat istimewa jajanan khas Kabupaten Brebes ini.

Taburan pencok di atas ketan menjadi jajanan tradisional yang gurih dan manis. Penemu ketan pencok, alm Ibu Bariyah awalnya berjualan pecel di Jalan Protokol Bumiayu. Namun karena dagangannya kurang laku, Ibu Bariyah berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda dan belum pernah ada sebelumnya.

Ia pun coba-coba membuat ketan dengan ditambah taburan serundeng dan ternyata banyak yang menyukai. Awalnya, Bariyah pun berjualan dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum meninggal dunia, resep ketan pencok ini diwariskan kepada anak tunggalnya, yaitu Aminah.

Berawal dari berjualan di emperan toko, saat ini Ketan Pencok Ibu Bariyah sudah mempunyai dua kios, yakni di Jalan Pangeran Diponegoro dekat Pasar Induk Bumiayu dan di Jalan KH Ikhsan Turmudzi Nomor 21 Bumiayu.

Solopos.com – Panduan Insformasi & Inspirasi

Categories: Kuliner