Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit akibat aktivitas seksual yang tidak sehat. IMS lebih beresiko apabila melakukan hubungan dengan berganti-ganti pasangan yang dapat ditularkan baik melalui oral, vaginal maupun anal. Dampak yang paling mengkhawatirkan adalah resiko peningkatan angka kejadian HIV/AIDS. Berkenaan dengan hal tersebut, Universitas Peradaban bekerjasama dengan Puskesmas Paguyangan mengadakan penyuluhan dan skrining HIV/AIDS bertempat di masjid kampus Alfiah Nasucha pada, Senin (12/6/2023)
Kegiatan dibuka oleh Rektor Universitas Peradaban Dr. Muh. Kadarisman, S.H., M.Si. Dalam sambutannya, Kadarisman mengapresiasi kegiatan penyuluhan yang digagas oleh Puskesmas Paguyangan. Lebih lanjut Kadarisman mengatakan, kita harus mewaspadai penyalahgunaan narkoba dan perilaku menyimpang khususnya di Universitas Peradaban karena merusak tatanan hidup dan masa depan Indonesia.
“Perbuatan-perbuatan yang negatif jelas bertentangan dengan tujuan pendirian Universitas Peradaban yakni membangun peradaban Indonesia yang merupakan bagian dari peradaban dunia, dimana peradaban tersebut ditunjukan dengan kualitas pendidikannya,” sambungnya menutup sambutan.
Sambutan kedua disampaikan oleh drg. Rozikin selaku Kepala Puskesmas Paguyangan. Rozikin mennyampaikan ada beberapa faktor yang menyebabkan AIDS bisa menyebar dengan cepat. Kasus pertama muncul tahun 1981 yang menyerang orang kulit hitam, sedangkan kasus pertama di Indonesia adalah di Papua.
“Berhubungan seks bukan pada tempatnya merupakan kelainan seksual yang menyimpang yang menyebabkan munculnya infeksi menular seksual. HIV/AIDS sampai saat ini belum ada obatnya, dan sekarang di wilayah Bumiayu dan sekitarnya sudah ada orang yang terkena AIDS,” pungkasnya.
Pada acara inti atau paparan materi, dr. Siti Maslikha menerangkan bahwa Human Immunodeficiency Virus atau yang lebih dikenal dengan sebutan HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit. Infeksi HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi virus HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
“Virus HIV adalah virus yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menyerang sistem kekebalan tubuhnya. Bila sistem kekebalan tubuh sudah rusak atau lemah, maka seseorang akan dengan mudahnya terserang berbagai penyakit yang ada di sekitar kita seperti TBC, diare, sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS. AIDS singkatan dari A yaitu Acquired (didapat), I yang berarti Immune (kekebalan tubuh), D adalah Deficiency (kekurangan), dan S singkatan dari Syndrome (gejala). Jadi, HIV adalah virusnya, sementara AIDS adalah gejala penyakit yang menyerang tubuh akibat daya tahan tubuh atau sistem imunitas yang melemah akibat infeksi HIV,” jelasnya.
Dr. Siti menuturkan, cara penularan HIV yaitu Penderita infeksi HIV adalah seseorang yang berpotensi untuk menularkan penyakit yang dideritanya kepada orang lain, dimana HIV hanya bisa hidup di dalam cairan tubuh seperti darah, cairan vagina, cairan sperma, dan air susu ibu. HIV adalah virus yang hanya hidup di cairan tubuh tertentu dan tidak hidup di permukaan tangan atau permukaan kulit penderita. Maka dari itu, penularan HIV juga hanya dapat terjadi melalui cara tertentu, yaitu melalui hubungan seks dengan orang yang mengidap HIV/AIDS, Berhubungan seks dengan pasangan yang berganti-ganti dan tidak menggunakan alat pelindung (kondom), kontak darah/ luka dan transfusi darah yang sudah tercemar virus HIV, penggunaan jarum suntik atau jarum tindik secara bersama atau bergantian dengan orang yang terinfeksi HIV, dan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada bayi yang dikandungnya. HIV tidak menular melalui gigitan nyamuk, orang bersalaman, orang berpelukan, makan bersama, dan tinggal serumah.
“Cara Mendeteksi HIV antara lain HIV adalah virus yang tidak langsung memperlihatkan gejala infeksi ketika sudah masuk ke dalam tubuh seseorang. Sampai tiga atau enam bulan setelah masuknya virus HIV, belum tentu virus itu bisa ditemukan dalam tubuh karena ia tersembunyi. Masa belum bisa dilihatnya virus itu, yang dikenal dengan sebutan masa Jendela.. Setelah enam bulan biasanya virus mulai dapat ditemukan atau dilihat kalau orang itu menjalani tes darah. Belum ada cara lain untuk menemukan virus selain melalui tes darah. Kalau sudah ditemukan, maka pengidapnya disebut HIV positif. Pada masa ini, ia masih bisa hidup normal dan melakukan semua kegiatan seperti biasa. Masa HIV positif ini bisa sampai 10 tahun kalau daya tahan tubuhnya kuat. Tetapi, bila daya tahan tubuhnya lemah maka orang tersebut bisa cepat terserang berbagai penyakit lain,” lanjutnya.
Menutup paparannya, dr. Siti menjelaskan tanda yang mencolok pada penderita AIDS adalah diare yang terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, kanker kulit, sariawan, dan berat badan yang turun secara drastis. Pada saat seperti itu orang tersebut dikatakan sudah sampai pada tahap AIDS dan disebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Pada tahap AIDS ini biasanya daya tahan sudah sangat lemah sehingga harapan hidupnya juga sangat kecil. Sampai saat ini belum ada obat ampuh untuk membunuh virus HIV atau menyembuhkan orang dengan AIDS.
Kegiatan penyuluhan ditutup dengan antusiasme mahasiswa dalam menyampaikan pertanyaan-pertanyaan seputar HIV/AIDS dan infeksi menular seksual.