Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat & Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero)

Sabtu (5/10), Universitas Peradaban mengadakan kuliah umum yang membahas strategi kepemimpinan dalam mendukung peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan atau energi hijau yang lebih ramah lingkungan, bertempat di Sport Center Hartanto Aqib Universitas Peradaban. Bertemakan “Leadership Strategy: Dialogue of Indonesia Energy Transition”, hadir pada kesempatan tersebut dua narasumber yakni, Hartanto Wibowo, Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PT PLN (Persero) serta Aqib Ardiansyah, M.Si., Anggota DPR RI Periode 2024-2029 (Wakil Rektor IV Universitas Peradaban).

Kuliah umum diawali dengan peresmian Sport Center Hartanto Aqib dan dibuka secara langsung oleh Dr. Kadarisman, S.H., M.Si., Rektor Universitas Peradaban. Dalam sambutannya, Kadarisman mengungkapkan bahwa PLN telah berhasil mengubah cara pandang dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Dulu, PLN hanya berorientasi pada supply pasokan listrik, sekarang berorientasi pada demand yang terjangkau dan kepuasan pelanggan. PLN tidak lagi sekadar menunggu, tetapi sekarang telah turun langsung melihat kebutuhan pelanggan. Dipastikan PLN siap memenuhi setiap kebutuhan pelanggan.

Peresmian Sport Center Hartanto Aqib

Kadarisman melanjutkan bahwa PLN kini mengusung agenda transformasi dengan aspirasi Green, Lean, Innovative, dan Customer Focused demi menghadirkan listrik untuk kehidupan yang lebih baik. Pertumbuhan yang diraih PLN tidak lepas dari innovative marketing yang dijalankan oleh perseroan. Melalui strategi intensifikasi, PLN hadir memenuhi kebutuhan pelanggan atas peningkatan konsumsi listrik. PLN telah dan sedang melakukan digitalisasi di setiap proses bisnis, mulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi hingga layanan pelanggan. Ini membuat listrik oleh PLN semakin handal, sehingga pelaku usaha PLN semakin yakin dalam menggunakan listrik PLN yang lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan.


Sementara itu, Hartanto menyoroti peran PLN dalam mendukung pencapaian target net zero emissions pada tahun 2060, dengan mempercepat pengembangan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, air, dan panas bumi. PLN telah memulai berbagai proyek energi bersih di berbagai wilayah Indonesia, termasuk pembangkit listrik tenaga surya dan hidro. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen PLN untuk mendukung pencapaian target bauran energi terbarukan nasional, serta membantu menekan emisi gas rumah kaca dan mengurangi dampak perubahan iklim.

 “Keberhasilan transisi energi hijau sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, parlemen, dan masyarakat. PLN terus berinovasi dan mengembangkan pembangkit listrik hijau untuk menciptakan masa depan energi yang berkelanjutan melalui kebijakan-kebijakan yang telah dan akan ditempuh oleh pemerintah,” pungkasnya.

Aqib Ardiansyah, M.Si., Anggota DPR RI/Wakil Rektor IV Universitas Peradaban

Sedangkan Aqib Ardiansyah mengajak peserta kuliah umum untuk memfokuskan pikiran pada ide-ide atau gagasan-gagasan besar, yang dampaknya akan berpengaruh besar baik pada perkembangan diri maupun kemajuan bangsa, salah satunya transisi energi.

Mengutip Eleanor Roosevelt, great minds discuss ideas: average minds discuss events: small minds discuss people, bahwa pikiran yang hebat berdiskusi tentang ide; pikiran yang rata-rata berdiskusi tentang kejadian atau peristiwa; pikiran yang kecil berdiskusi tentang orang, Aqib mengajak peserta kuliah umum untuk mulai berpikir solutif yang lebih mengedepankan pada ide/gagasan.

Dr. Cintya Nurika Irma, M.Pd. bersama Dirut PLN dan Anggota DPR RI

Dipandu moderator Dr. Cintya Nurika Irma, M.Pd., Kaprodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan dihadiri ratusan mahasiswa dari tiga belas program studi, serta para dosen, dan praktisi energi, kuliah umum berlangsung interaktif dengan sesi tanya jawab seputar langkah konkret pemerintah dalam mewujudkan transisi energi yang berkelanjutan di Indonesia.(early)

Categories: Berita

Kirim Pesan
Universitas Peradaban
Assalaamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh
Ada yang bisa kami bantu?