Pada hari Sabtu (14/1/2023) Program Studi PBIN (Pendidikan Bahasa Indonesia) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Peradaban perdana menyelenggarakan kuliah umum BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing)  secara virtual dengan tema: Menduniakan Bahasa Indonesia Melalui Program BIPA. Kegiatan ini dimaksudkan memberikan gambaran umum kepada mahasiswa terkait bagaimana menjadi calon pengajar BIPA baik di Indonesia maupun di luar negeri.

Acara dibuka oleh Ketua Jurusan PBIN Ririn Setyorini, M.Pd. Dalam sambutannya, Ririn menyampaikan terima kasih kepada segenap pimpinan Universitas Peradaban, peserta yang hadir, juga kepada teman-teman panitia yang telah turut serta mensukseskan kuliah umum, serta kepada narasumber yang telah berkenan menyempatkan hadir untuk memberikan materi dan berbagi ilmu pada kuliah umum ini.

“Terkait dengan adanya informasi lowongan pengajar BIPA, saya tertarik untuk memperkenalkan program BIPA kepada teman-teman PBIN Universitas Peradaban, untuk itu kami mendatangkan ahlinya BIPA dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA),” ujar Ririn.

“Kita belajar dan berdiskusi bersama terkait BIPA. Kita tahu bahwa sudah lama ada wacana untuk menginternasionalisasikan bahasa Indonesia yang banyak diminati oleh warga asing. Program pengajaran BIPA ada di luar negeri dan di Indonesia. Di luar negeri, maka kita yang terbang ke luar negeri memberikan pengajaran. Sudah banyak kampus-kampus di luar negeri yang membuka program bahkan mewajibkan mata kuliah Bahasa Indonesia,” tambahnya.

Selanjutnya Ririn mengatakan, saya ingin temen-teman di lingkungan PBIN Universitas Peradaban mempelajari lebih mendalam terkait dengan BIPA, karena keuntungan bagi yang kuliah di prodi Pendidikan Bahasa Indonesia adalah terbukanya lapangan pekerjaan yang sangat luas. Kita tidak hanya bisa menjadi pengajar di Indonesia saja tetapi juga bisa sampai di luar negeri dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi seperti kemahiran bahasa asing.

“Manfaat-manfaat yang nantinya akan didapatkan ketika kalian mempelajari bagaimana sistem pembelajaran BIPA dan mengajarkan siswa-siswa asing bagaimana berbahasa Indonesia, sama saja kalian ikut menginternasionalkan bahasa Indonesia. Harapan kami, dengan terbukanya wawasan dan semakin semangat mempelajari BIPA, kesuksesan kalian akan sampai dengan anak cucu untuk bisa mengenalkan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga makin dicintai bangsa Indonesia dan diminati warga asing,” pungkasnya

Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd. Dosen PBSI, Peneliti, Pengembang Produk, dan Pengajar BIPA UNESA

Dalam Undang-Undang Nomor 24 Pasal 44 Tahun 2009 disebutkan bahwa pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Secara eksplisit, ini menjadi dasar dan pemerintah sudah menunjukan bukti dukungan bahwa kita semua harus meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia sampai go internasional.

“Salah satu bidang yang sangat berpeluang emas dan belum banyak dilirik oleh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia adalah BIPA,” ungkap Dosen PBSI, Peneliti, Pengembang Produk, dan Pengajar BIPA UNESA Prima Vidya Asteria, S.Pd., M.Pd.

Prima Vidya Asteria, M.Pd. yang memiliki bidang keahlian pengajaran BIPA hadir sebagai pemateri tunggal. Wanita lulusan Universitas Negeri Surabaya tersebut mengungkapkan, BIPA memiliki kekhasan di masing-masing perguruan tinggi, ini harus diperjuangkan oleh mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang otomatis menjadi duta Bahasa Indonesia.

“Apa saja yang bisa dilakukan, apa saja tantangan yang ada, dan peluang-peluang apa yang bisa dimanfaatkan kita yang ada di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan  yang bisa digunakan di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk mengiternasionalisasikan bahasa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Substansi yang dikenalkan ke dunia global adalah nilai-nilai Keindonesiaan yang universal. Satu contoh, jika ada lowongan mengajar di luar negeri ada poin yang diutamakan yaitu bisa menguasai bahasa asing sesuai dengan negara tempat kita mengajar,” tambah Prima.

Menurutnya, ketika kita sudah mengajar BIPA dampaknya sangat luar biasa, Bahasa Indonesia sebagai jembatan penghubung bisa berdampak luas ke sektor ekonomi, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, dan lain-lain.

Obrolan bersama mahasiswa BIPA asal Myanmar, kuliah di jurusan Hukum UNESA

Lebih lanjut Prima menjelaskan, ada beberapa program BIPA diantaranya, program Dharmasiswa adalah program BIPA yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia bagi mahasiswa asing untuk belajar bahasa dan budaya Indonesia kurang lebih selama satu tahun. Program ini diikuti oleh negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Kemudian ada program KNB merupakan kerjasama dari negara-negara berkembang dimana warganya berminat untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3 di Indonesia. Selanjutnya program BIPA ada di sekolah internasional, lembaga bimbingan belajar, serta BIPA privat atau mandiri.

Pada saat kuliah umum, peserta mendapatkan penjelasan yang sangat lengkap mulai dari apa saja komponen pembelajaran BIPA dan materi BIPA yang fungsional, bagaimana membentuk keterampilan berkomunikasi sebagai wujud interaksi global dan pemahaman lintas budaya, sampai dengan tantangan dan peluang yang ada. Peserta juga diberikan kesempatan untuk mengobrol secara langsung dengan mahasiswa BIPA asal Myanmar yang kuliah di UNESA.

Dikutip dari Majalah Dikbud, “Bahasa dan Nasionalisme”, www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/pdf/Majalah_DIKBUD-Edisi_06.pdf, perlu ada komitmen bersama dalam memasyarakatkan bahasa Indonesia pada penutur Indonesia dan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan internasional. Para penutur bahasa Indonesia pun juga harus peduli untuk menggunakannya dengan baik dan benar. Pada akhirnya, dengan komitmen bersama maka akan terpupuk kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia.

Peserta Kuliah Umum,

Categories: Berita