Rabu, 25/7. Mahasiswa Agribisnis Universitas Peradaban melakukan Penyuluhan Pengolahan Biosaka di Desa Pengarasan, Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes. Kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh mahasiswa Agribisnis semester 4 ini bekerjasama dengan Balai Penyuluhan Pertanian Bantarkawung, dengan fokus penyuluhan pada pengenalan bahan alami “Biosaka” dan teknik “Ubinan” dengan sasaran utama Kelompok Tani Maju Sejahtera.

Mahasiswa Pertanian khususnya jurusan Agribisnis perlu mengetahui kegiatan lingkup dunia pertanian agar menambah pengalaman dan keterampilan mahasiswa tentang kegiatan pertanian di lapangan. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dalam rangka Praktikum Mata Kuliah Komunikasi dan Penyuluhan yang diampu oleh Dosen Ilham Wardoni, S.P., M.P. Praktikum ini secara tidak langsung memiliki tujuan untuk mendekatkan mahasiswa Agribisnis Universitas Peradaban dengan kehidupan masyarakat khususnya petani di desa.

Dokumentasi Kegiatan di Lapangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Penyuluhan pada hakikatnya sebagai proses pemberdayaan masyarakat dan memiliki tujuan utama yang tidak terbatas yaitu “pertanian yang lebih baik, bisnis yang lebih baik, dan penghidupan yang lebih baik”. Tetapi untuk memfasilitasi masyarakat sebagai sasaran utama untuk mengadopsi strategi produksi dan pemasaran agar mempercepat terjadinya perubahan-perubahan sosial, politik dan ekonomi sehingga dalam jangka panjang petani dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk memperkenalkan sebuah pestisida alami yang bernama ’’Biosaka’’ yang artinya bahan aktif berasal dari mahluk hidup. Biosaka merupakan elisitor yaitu senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi pada tanaman menjadi lebih baik, memberikan sinyal positif bagi membran sel pada akar sehingga lebih segar dan produktif. Biosaka menjadi salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bioteknologi. Manfaat ramuan Biosaka dapat memperbaiki sel-sel tanaman dan ramuan ini bisa dibuat secara mandiri sehingga menghemat biaya. Selain itu penggunaan Biosaka dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia. Penggunaan Biosaka yang rutin dapat meminimalisir serangan hama dan membuat lahan menjadi subur kembali. Beberapa pengalaman nyata di lapangan menunjukkan bahwa penggunaan Biosaka dapat mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia sampai 90 persen dan meningkatkan jumlah produksi tanaman.

Kegiatan pembuatan ramuan Biosaka bersama petani (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan dilanjutkan dengan memperkenalkan teknik ’’Ubinan’’. Teknik ini merupakan cara untuk melihat perkiraan hasil panen tanaman padi melalui pengambilan titik sampel dengan cara diukur dengan ukuran 2,5 m x 2,5 m kemudian hasilnya ditimbang. Hasil inilah yang dapat dijadikan dasar dalam penentuan produksi dalam 1 (satu) hektar. Ubinan dapat diterapkan pada budidaya tanaman padi dengan cara sederhana, cukup mengukur beberapa meter untuk dijadikannya tolak ukur atau perwakilan dari jumlah hasil perpetak sawah yang ingin diketahui hasilnya. Jadi dengan metode pengubinan ini petani akan mengetahui perkiraan hasil panen padi sebelum di panen seluruhnya.

Kegiatan Ubinan untuk memperkirakan hasil panen dalam suatu areal (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Kegiatan penyuluhan mahasiswa bersama PPL diakhiri dengan dokumentasi penyerahan plakat kenang-kenangan kepada tim PPL Penyuluh Kecamatan Bantarkawung. Sebenarnya kegiatan semacam ini sangat positif dan membangkitkan semangat petani  karena petani sangat senang jika ada anak muda khususnya mahasiswa yang mau memperjuangkan kesejahteraan petani bersama. Hal ini membuat para dosen dan mahasiswa jurusan Agribisnis Universitas Peradaban berkomitmen untuk terus melakukan kegiatan positif lainnya terhadap kemajuan dan kesejahteraan petani.

Dokumentasi penyerahan kenang-kenangan kepada BPP Bantarkawung oleh Mahasis Agribisnis Universitas Peradaban (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Disunting oleh: Ilham Wardoni, S.P., M.P ([email protected])   

Categories: Berita