Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, menjelang Ramadhan 1445 Hijriyah, Yayasan Wakaf Perguruan Ta’allumul Huda (YWPTH) Bumiayu yang menaungi Universitas Peradaban serta sekolah-sekolah tingkat PAUD hingga SMA rutin mengadakan pengajian. Kegiatan yang diselenggarakan di SMP Islam Ta’allumul Huda Bumiayu pada hari Sabtu 9 Maret 2024 tersebut menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Benda Kecamatan Sirampog Dr. KH. Achmad Siddiq, M.HI., M.H.
Sambutan Ketua Yayasan H. Abdullah, S.Pd. mengawali jalannya acara. Dalam sambutannya, H. Abdullah menyampaikan bahwa kita tidak boleh melupakan sejarah. Tradisi libur di hari Jumat di lingkungan keluarga besar yayasan merupakan warisan dari para pendiri perguruan Ta’allumul Huda yang harus kita jaga.
Dilanjutkan sambutan dari Abdul Karim, S.Pd., M.M. selaku Ketua Dewan Pembina Harian (BPH) Yayasan Wakaf Perguruan Ta’allumul Huda Bumiayu mengatakan yayasan pertama kali dibentuk tahun 1916 sebagai hasil perjuangan dan semangat para pendiri dengan tujuan utama agar masyarakat Bumiayu mempunyai pendidikan, karakter, akhlak. H. Ma’ruf, H. Khair , Syekh Salim Mahfadi, Kyai Buthan, dan Madrais adalah para pelopor berdirinya yayasan yang juga merupakan tokoh-tokoh pendidikan. Baru pada tahun 1957, yayasan berkembang menjadi lembaga yang profesional dan modern.
“Apa yang menjadi keinginan kita untuk masuk dalam keluarga besar yayasan? Dorongan apa saja yang mendasari kita masuk ke dunia kerja? Pertama adalah to be yaitu keinginan kita untuk menjadi yang dikaitkan dengan proses untuk mengejar prestasi dengan memanfaatkan kelebihan yang kita miliki. Kedua adalah to have yaitu sesuatu yang diinginkan secara materi, dan yang ketiga adalah valency yaitu tingkat kualitas seseorang dalam mengarahkan hidupnya, misal tujuan utama saya mengajar itu untuk apa?,” paparnya.
Disampaikan pula bahwa kelak apapun yang kita lakukan bukan hanya karena mencari sesuatu dalam bentuk materi tetapi karena ada hal yang menjadi tanggung jawab kita. Semua unsur dalam keluarga besar yayasan baik guru/dosen maupun karyawan mempunyai peran yang sangat penting. “Kami sangat menghargai guru-guru senior yang sudah purna tugas dan telah sekian puluh tahun mengabdikan diri ke yayasan, mudah-mudahan apa yang telah dilakukan selama bertugas menjadi ladang ibadah,” pungkas Karim.
Mengawali tausiahnya, Kyai Siddiq menyampaikan bahwa menjaga tradisi adalah bagian dari menghargai sejarah. Begitu pun silaturahmi harus kita jaga, menyambung yang terputus adalah makna sesungguhnya dari silaturahmi. Kyai Siddiq juga meceritakan tentang kisah Sayyidina Umar yang selama 40 tahun tidak makan roti yang ada kejunya, karena orang yang ingin dekat dengan Allah SWT berusaha untuk meninggalkan kenikmatan-kenikmatan duniawi. Hal lain yang disampaikan Kyai Siddiq adalah mengenai peradaban Islam yang dibangun atas aspek sosial, individu, spiritual, juga mengenai mengajar, dimana mengajar adalah pengabdian, kalau niatnya untuk mencari uang atau menjadi kaya maka berbisnislah.
“Mudah-mudahan keluarga besar yayasan diberi keluasan rezeki dan diberikan generasi penerus yang sholeh/sholehah,” ucap Kyai Siddiq menutup tausiahnya.
Usai acara pengajian, yayasan memberikan bingkisan kepada Guru, Dosen,dan Karyawan yang keluar sebagai pemenang dalam pengundian giveaway. Adapun penyerahan bingkisan oleh Ketua Yayasan beserta jajarannya.